Selain itu, Anggota Komisi VII DPR RI ini bilang tak lupa juga dukungan terhadap sektor UMKM tanah air.
“Karena sektor UMKM ini sering lebih rentan terhadap fluktuasi ekonomi,” kata Mukhtarudin.
Politisi Golkar Dapil Kalimantan Tengah ini pun mendorong kerjasama antar perusahaan dan dengan institusi akademik atau pemerintah untuk menciptakan solusi bersama dan berbagi sumber daya.
Artinya, dengan memantau perkembangan ekonomi dan menyesuaikan kebijakan sesuai dengan perubahan kondisi pasar dan industri.
“Dengan mengambil langkah-langkah ini, diharapkan bisa memperbaiki kondisi manufaktur dan mengembalikan PMI ke arah yang lebih positif,” pungkas Mukhtarudin.
Diketahui, Berdasarkan laporan S&P Global, PMI manufaktur tercatat terkontraksi di bawah level 50 terakhir kali pada Agustus 2021 saat masa pandemi.
Kala itu, PMI manufaktur Indonesia berada di level 43,7. Setelah itu, kinerja manufaktur terus berekspansi.
Kondisi operasional manufaktur pada Juli 2024 terkontraksi disebabkan tingkat output dan permintaan baru turun pada tingkat sedang. Perusahaan industri pengolahan juga banyak mengurangi jumlah staf dalam 4 bulan terakhir.
Laporan S&P Global juga menunjukkan bahwa produsen memilih untuk sedikit mengurangi aktivitas pembelian mereka pada Juli yang menandai penurunan pertama sejak bulan Agustus 2021.
Tetap Terhubung Dengan Kami:
WA Channel
Ikuti Kami
Subscribe
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.













