JAKARTA-Kementerian Perdagangan (Kemendag) berupaya memperkuat jaringan rantai bisnis ekspor kayu sengon.
Kebutuhan kayu dunia yang mencapai USD 2,1 triliun per tahun sangat berpotensi mendukung upaya menyejahterakan petani dan mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional.
Kemendag yakin potensi kayu Indonesia sangat besar dan peluang kebutuhan kayu dunia mampu dimanfaatkan.
“Kebutuhan material kayu di pasar global terus meningkat seiring dengan pertumbuhan populasi manusia. Pada 2019, kebutuhan kayu dunia mencapai nilai USD 2,1 triliun per tahun,” ungkap Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Didi Sumedi.
Menurutnya, Indonesia sebagai salah satu lumbung kayu terbesar di dunia harus dapat menguasai pasar global.
Salah satunya dengan cara memasok kayu ringan secara berkesinambungan.
“Strategi ini sejalan dengan kecenderungan permintaan konsumen yang menginginkan material ringan, fleksibel dalam pengaplikasiannya, dan yang terpenting ramah lingkungan,” jelasnya.
Sebagai upaya memperkuat rantai bisnis kayu ringan sengon, Kemendag memfasilitasi pertemuan bisnis antara petani kayu sengon dari Kalimantan Tengah dan pelaku industri kayu ringan se-Indonesia dengan menggelar penjajakan kesepakatan dagang (business matching) di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Senin (15/11).
Komentari tentang post ini