JAKARTA-Perekonomian Indonesia menghadapi beberapa tantangan besar, terutama permintaan dunia yang masih lemah yang menyebabkan pelemahan ekspor Indonesia. Disisi lain, kuatnya permintaan domestik yang mendorong impor berpotensi meningkatkan potensi resiko overheating bagi perekonomian Indonesia dalam bentuk peningkatan defisit neraca perdagangan, transaksi berjalan maupun neraca pembayaran secara keseluruhan. “Walaupun pertumbuhan ekonomi kita bagus, tetapi kewaspadaan harus tetap ada. Kondisi transaksi berjalan yang buruk harus diantisipasi. Kalau tidak ditangani, nilai tukar rupiah akan terus terdepresiasi,” ujar calon tunggal Gubernur Bank Indonesia (BI), Agus Martowardoyo saat menjalani fit and proper test di Komisi XI DPR, Senin sore (25/3).
Menurut dia, belum pulihnya ekonomi global, terutama di negara Eropa dan Amerika, mendorong fluktuasi arus modal asing yang semakin deras ke Indonesia. Jika tidak diantisipasi dengan instrumen jangka pendek maka akan terjadi asset bubble dan kemungkinan terjadi resiko pembalikan modal (capital reversal).