“Dengan demikian persoalan yang terjadi bila dikaitkan di tubuh PPP adalah sebuah sandiwara,” ujarnya.
Dia menjelaskan, PPP merasa pada Pemilihan Legislatif (Pileg) 9 April berada pada posisi underdog.
Ini terlihat dengan kehadiran Ketua Umum PPP Suryadharma Ali (SDA) di kampanye terbuka Partai Gerindra.
Langkah politik SDA ini dianggap sebagai manuver penyelamatan partai.
Karena dengan berkoalisi dengan Partai Gerindra, suara PPP bisa meningkat.
“Dan ternyata raihan suara PPP hanya enam persen di Pileg,” urainya.
Namun belakangan, langkah politik SDA ini tidak berjalas mulus.
Bahkan memicu konflik dalam partai berlambang Ka’bah tersebut.
“Terjadinya konflik internal di PPP diperkirakan sebagai langkah untuk melepaskan diri dari koalisi dengan Partai Gerindra,” katanya.
Betapa tidak, lebih kurang dua pekan konflik di internal PPP, keluar fatwa Ketua Majelis Syariah PPP, Maimoen Zubair supaya ke dua kubu yang bertikai melakukan islah (damai).
“Bisa saja semua itu sandiwara,” pungkas Andar.
Komentari tentang post ini