Sebagai energi penting dan utama untuk melaksanakan pembangunan nasional dalam mewujudkan NKRI yang dimimpikan.
Namun demikian dalam realitas sejarahnya bangsa ini selalu berjalan tertatih-tatih mewujudkan mimpinya. Misalnya saja pengalaman kolonialisme yang berlangsung 350 tahun lamanya akibat politik pecah belah (devide et impera) yang dilakukan bangsa asing.
Yang menggunakan dan memanfaatkan individu juga kelompok oportunis untuk berkuasa dan mengendalikan pembangunan. Termasuk dalam mengontrol kehidupan masyarakat dengan berbagai model pendekatan.
Individu dan kelompok oportunis seperti ini terus tumbuh dan berkembang pada masa kemerdekaan, orde baru, hingga kini.
Sehingga gurita persoalan ideologis bangsa Indonesia sebagai modalitas karakter bangsa yang dicita- citakan belum sepenuhnya dapat terwujud.
Jika berkaca pada perjalanan sejarah bangsa besar dan maju di dunia, maka tantangan Indonesia Emas menuju 100 tahun kemerdekaannya pada tahun 2045 adalah momentum besar untuk kembali kepada nilai karakter bangsanya sendiri.
Semangat juang, gotong royong, rela berkorban, setia, kokoh pendirian dalam menjaga kehormatan dan eksistensi bangsanya.
Tidak terjebak pragmatisme sosial dengan mengesampingkan nilai ideologis.
Dan menempatkan kepentingan serta keselamatan individu serta golongan diatas kepentingan bangsa dan negara.
Dirgahayu Negara Kesatuan Republik Indonesia Ke- 78.
Penulis adalah Peneliti dan Praktisi Konflik Identitas dan Pemolisian Kerumunan, Mantan Anggota Pasukan PBB Bosnia Herzegovina 1998-1999