JAKARTA-Presiden Joko Widodo mengaku geram dengan aksi pengeboman tiga gereja di Surabaya yang dilakukan satu keluarga dengan melibatkan anak-anak.
Hal ini mengkonfirmasikan betapa kejam dan kejinya ideologi terorisme yang sudah membawa anak-anak dalam kancah aksi teroris.
Seperti diketahui, aksi teror di Surabaya beberapa waktu lalu melibatkan sejumlah anak yakni Yusuf Fadhil (17 tahun), Firman Halim (15 tahun), Fadhila Sari (12 tahun) dan Famela Rizqita (8 tahun).
Keempat anak ini adalah anak dari pasangan teroris Dita Supriyanto dan Puji Kuswati.
Tidak hanya itu, Anton Ferdiantono, teroris yang ditembak polisi di Rusun Wonocolo, Sidoarjo juga melibatkan LAR (17 tahun)
Selan itu, pelaku teror di Mapolrestabes Surabaya Tri Murtiono dan Tri Ernawati juga melibatkan anak-anak yaitu Muhammad Dafa Amin Murdana (18 tahun), Muhammad Dary Satria Murdana (14 tahun).
Dafa, Dary,Tri Murtiono dan Tri Ernawati, tewas. Adik mereka, AIS, terlempar dan selamat.
Presiden menilai, anak-anak pelaku aksi teror di Surabaya dan Sidoarjo, adalah korban dari idelogi teroris yang sangat kejam.
“Juga korban yang ada di gereja, Nathan dan Evan. Umurnya juga sama, 8 dan 12 tahun. Masih lagi yang di rusun di Sidoarjo, korban dan masih dirawat,” kata Presiden Jokowi saat memberikan sambutan pada buka puasa bersama, di Istana Negara, Jumat (18/5).
Komentari tentang post ini