Seharusnya, lanjut Presiden, anak-anak ini masih senang bermain-main di halaman rumah atau di gang-gang rumah mereka.
Bahkan, usia anak-anak ini masuk kategori usia senang sekolah berkumpul dengan keluarga serta teman-temannya.
“Yang ingin saya garis bawahi adalah betapa kejam dan kejinya ideologi terorisme yang sudah membawa anak-anak dalam kancah aksi-aksi mereka,” ujar Presiden.
Arti dari kejadian-kejadian tersebut mengkonfirmasikan idelogi terorisme yang kejam ini telah masuk ke dalam sendi-sendi keluarga di Indonesia.
“Ini yang harus hati-hati di sini,” ucapnya.
Kepala Negara menngaku prihatin tampilnya keluarga mengikuti ideology terorisme.
Padahal, keluarga itu sejatinya membangun masa depan serta memberikan rasa optimisme, nilai-nilai yang baik, dan nilai-nilai budi pekerti pada anak-anak.
“Tetapi, yang terjadi justru kebalikannya. Hilang semuanya karena keluarga itu mengikuti ideologi terorisme,” tegasnya.
Untuk itu, Kepala Negara berharap jangan sampai ada lagi keluarga Indonesia yang hancur karena ideologi ini.
“Pemerintah dengan DPR berusaha sekuat tenaga agar Undang-Undang Antiterorisme ini segera kita selesaikan, kita rampungkan,” tegas Presiden Jokowi.
Komentari tentang post ini