Oleh sebab itu, Presiden meminta agar hal ini perlu segera dibenahi karena implikasinya sangat besar pada kemampuan daya saing industri nasional terutama industri keramik, industri tekstil, industri petrokimia, industri pupuk, industri baja yang sangat banyak menggunakan gas.
“Jangan sampai produk industri kita kalah bersaing hanya gara-gara masalah harga gas kita yang terlalu mahal,” tegasnya.
Presiden meminta dilakukan langkah-langkah yang konkret agar harga gas kita lebih kompetitif.
“Saya kemarin hitung-hitungan, hitung-hitungan, ketemunya saya kira antara 5 – 6 dollar AS/mmbtu nanti. Kalau enggak angkanya itu enggak usah dihitung saja. Syukur di bawah itu,” tegas Presiden.
Untuk itu, Presiden Jokowi memerintahkan dilakukannya penyederhanaan dan pemangkasan rantai pasok sehingga lebih efisien.
Kepala Negara juga meminta agar diperhatikan dan dijaga juga, dikalkulasi harga gas ini. Sebab, harga gas terkait dengan iklim investasi di sektor gas bumi kita.
“Harga gas harus tetap menarik investor untuk investasi di sektor hulu serta mendukung pembangunan infrastruktur transmisi dan distribusi. Pertimbangkan pula aspek keberlanjutan di semua sisi, baik sisi investasi maupun sisi memperkuat daya saing industri kita,” tutur Presiden.
Komentari tentang post ini