JAKARTA-Pengamat ekonomi EC-Think Indonesia, Telisa Feliyanti mengatakan tingginya suku bunga kreditĀ di Indonesia terjadi karena ada beberapa bank yang menjadi price leadership (penentu suku bunga) di perbankan. Kelompok price leadership ini mendominasi sehingga suku bunga yang mereka tetapkan menjadi acuan bagi bank lain. “Price leadership ada di struktur pasar oligopoli. Selaian itu, tingginya resiko di Indonesia dan tingginya asymetric information yamg di pasar uang kita,” jelas dia.
Dia mengaku, sangat sulit bagi bank nasional bersaing jika suku bunganya tidak kompetitif. Pasalnya, bank-bank pesaing dari kawasan ASEAN lainnya Ā telah mematok suku bunga rendah.Ā āBank Ā kaliber dikawasan regional sudah sangat efisien. Seperti Ā DBS Ā Bank, CIMB Bank, SIAM Commercial. Indonesia satu satunya yang belum punya bank regional. Jadi perbankan kita akan makin terpuruk kalau tidak segera berbenah mengatasi permasalahan ini,ā jelas dia.
Salah satu caranya kata dia dengan memperluas penetrasi perbankan dan memperbaiki kinerja perbankan. “Kita harus memperbaiki Infrastruktur, dan mempercepat masalah penetrasi keuangan. Kalau perlu meningkatkan masalah profesionalisme bagi perbankan di Indonesia,” Ā pungkas dia.