YOGYAKARTA – Pendidikan mental bangsa dimulai dari buku.
Mental bangsa seperti apa yang akan ditanamkan generasi penerus bisa dilihat dari buku-buku yang diterbitkan ketika anak-anak masih dalam fase belajar.
Dalam konteks ini, penerbit memegang peranan penting dan sekaligus bertanggung jawab dalam pendidikan serta perkembangan pendidikan mental bangsa.
Oleh karena itu, penerbit buku tidak boleh berperilaku seperti toko buku yang sering mengabaikan konten buku.
Demikian diungkapkan oleh mantan Direktur Penerbitan Penerbit Kanisius Yogyakarta, JB Priyono Hadi dalam pertemuannya dengan Ketua Pelaksana Gerakan Ekayastra Unmada (Semangat Satu Bangsa), AM Putut Prabantoro di Yogyakarta, Jumat (6/1) lalu.
Penerbit Kanisius Yogyakarta adalah penerbit tertua di Indonesia yang berdiri pada 26 Januari 1922.
Priyono menjelaskan, semua anak akan mengalami fase belajar.
Dalam fase belajar ini yang paling banyak menjadi sorotan orang tua adalah fase belajar membaca karena di situlah pintu gerbang utama anak untuk memasuki dunia luas.
Komentari tentang post ini