Kekeliruan dalam menghidangkan konten kepada anak dalam buku yang dibaca akan berdampak panjang pada pendidikan serta perkembangan anak yang kelak kemudian hari juga berdampak pada masa depan bangsa.
“Semua anak di manapun akan dan harus belajar membaca. Dengan membaca itulah, pintu gerbang dunia luas terbentang. Namun yang menjadi permasalahan adalah, buku apa yang dibaca dan apa isinya ? Pemerintah dan tokoh nasional harus peka soal ini karena terkait dengan masa depan bangsa dan negara. Penerbitan buku bukan soal proyek tetapi soal masa depan bangsa,” ujar Priyono.
Jika saat ini bangsa Indonesia resah dengan masa depannya, demikian ditambahkan Priyono, pertama kali yang harus dilakukan adalah melihat kembali terbitan buku anak-anak sekolah setidaknya dalam dua dasa warsa ini ke belakang.
Atau juga orang tua yang resah dengan perkembangan anak-anaknya ketika menginjak masa akil balik, disarankan, untuk melihat kembali buku-buku apa saja yang sudah dibaca sejak pendidikan taman kanak-kanak.
Komentari tentang post ini