JAKARTA-Program keuangan inklusif telah menjadi prioritas nasional Indonesia. Hal tersebut dengan pertimbangan bahwa potensi keuangan inklusif di Indonesia masih sangat besar. Berdasarkan hasil survei Bank Dunia (2014), hanya sebesar 36 % dari penduduk dewasa yang memiliki rekening di Bank.
Demikian disampaikan Gubernur Bank Indonesia (BI) , Agus D.W. Martowardojo saat menerima kunjungan Ratu Maxima di Kantor Pusat BI di Jakarta Kamis (1/9).
Kunjungan kerja bertujuan untuk bertukar pandangan mengenai perkembangan program keuangan inklusif baik secara global maupun di Indonesia. Turut hadir dalam rombongan Ratu Belanda adalah Duta Besar Belanda di Indonesia, United Nations Resident Coordinator di Indonesia, serta delegasi United Nation Secretary – General’s Special Advocate For Inclusive Finance For Development (UNSGSA).
Sebagai pedoman untuk implementasi keuangan inklusif jelas Agus, sejak tahun 2012, BI dan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) berkoordinasi dengan Kemenko Perekonomian, Kemenkeu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bappenas memprakasai pedoman Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI).
Komentari tentang post ini