“Jadi intinya, dengan adanya jeda 90 hari ini, Indonesia harus tetap tegar mempertahankan sistem QRIS ini. Banyak sekali yang bisa dinegosiasikan dengan pemerintah AS dan kita harus berani mempertahankan sistem yang sudah dibuat,” paparnya.
Disisi lain, kata Adik Kandung Menperin Agus Gumiwang ini menekankan bahwa soal TKDN (tingkat kandungan dalam negeri) harus dipertahankan betul, jadi artinya harus ada protek untuk kuota impor.
“Tidak boleh dong banjir impor barang dari luar negeri. Karena penduduk kita besar, jangan hanya jadi pasar dong Indonesia. Jadi negosiasinya bisa ke sektor yang lain, Indonesia masih bisa impor barang AS dari perspektif yang lain, misalnya buah-buahan yang tidak ada di Indonesia,” ungkapnya.
Galih yakin Pemerintah AS bisa diajak bicara dalam bernegosiasi soal tarif dan pasti ada titik tengah.
“Saya yakin AS melunak dan tidak akan menerapkan tarif masuk yang setinggi kemarin itu,” imbuhnya.
Ditempat terpisah, Pemerintah Indonesia terus memperkuat diplomasi ekonomi melalui negosiasi bilateral dengan Amerika Serikat (AS).
Delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Menko Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto dan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati telah melakukan pertemuan intensif dengan otoritas AS di sela-sela acara rangkaian IMF-WBG Spring Meeting yang berlangsung pada 14–24 April 2025 lalu.














