Oleh: Saiful Huda Ems
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) sudah capek-capek membujuk anak Presiden Jokowi, yakni Kaesang Pangarep supaya mau jadi ketua umumnya.
Ini sebagai salah satu kiat agar PSI lolos ke Senayan.
Namun setelah sukses menjadikan anak Presiden sebagai ketua umumnya, meski dalam waktu sesingkat-singkatnya, kader partai ini justru membuat banyak blunder.
Hal yang membuat rakyat muak dan tak mau memilih partai instans ini.
Terakhir, kader PSI Ade Armando membuat pernyataan sembaranganyang melukai keistimewaan Yogyakarta.
Akibat blunder Ade Armando ini, hingga menuai banyak protes rakyat di Yogyakarta.
Tentu saja, akan membuyarkan semua mimpi-mimpi indah kader PSI.
PSI sebagai partai gurem yang sok besar dan banyak gayanya, telah bersusah payah menaikkan pamornya.
Namun sayangnya kini PSI yang sudah bermimpi mau melejit itu, terancam menjadi partai gurem kembali.
Padahal jutaan baliho PSI sudah disebar ke seluruh penjuru Nusantara dengan dana entah sampai berapa triliun rupiah.
Maka jangan heran Kaesang Pangarep marah, dan meminta Ade Armando segera keluar dari PSI saja jika masih tidak mau taat pada aturan.
Duh, kasihan sekali nasib Ade Armando yang semakin tidak jelas jenis kelamin ideologi politiknya ini.
Kita semua berdoa saja agar Ade Armando tidak dilempar asbak karena berpotensi menurunkan perolehan suara Capres/Cawapres Prabowo-Gibran.
Menurut hemat pikiran saya, keadaan PSI yang demikian kok seakan malah semakin membuka tabir kualitas politisi-politisi PSI, bahwa level kualitas mereka sesungguhnya masihlah kaleng-kaleng.
Lihatlah betapa PSI selama ini sangat ceroboh di berbagai manuver politiknya; mulai dari kegemarannya “nyolong” kader potensial dan populer partai lain, kampanye tebar janji yang tak rasional, lompat dukungan politik dari Capres Ganjar Pranowo ke Capres Parabowo, menjadikan Kaesang Pangarep yang masih awam politik menjadi Ketua Umum PSI, hingga membuat pernyataan-pernyataan politik yang bikin blunder partainya sendiri.