RM Simpang Tiga juga sudah berdiri lama, yakni sejak tahun 1968.
Pemilik warung saat ini, Ibu Hari meneruskan usaha orangtuanya mulai dari tahun 1996.
Di rumah makan ini, Puan memilih menu Udang Watang, tempe mendoan, dan sayur daun singkong. RM Simpang Tiga Banyumas juga terkenal dengan rica-rica entog dan ayam kampung gorengnya.
Selesai makan siang, Puan mengunjungi kampung durian di Banyumas yang berada di Kecamatan Kemranjen. Wilayah ini merupakan salah satu sentra durian terbaik di Indonesia.
Adapun durian unggulan dari kawasan tersebut adalah jenis lokal, yakni Kromo Banyumas atau yang dikenal dengan sebutan durian Bawor.
Nama Bawor merupakan identitas yang melambangkan berbagai hal serba besar mengingat durian jenis ini rata-rata berbobot 3-5 kg untuk satu buahnya. Bahkan ada pula yang sampai 7-8 kg per buah.
Hampir setiap pekarangan rumah warga di kawasan Kemrajen memiliki pohon durian yang tinggi menjulang.
Puan singgah ke salah satu kebun durian milik warga yang memiliki luas sekitar 2.100 m2.
Saat mengunjungi kebun durian, Puan meninjau proses pembibitan.
Ia juga mengamati proses penyetekan dan berkeliling kebun melihat pohon-pohon durian yang sudah berbuah.
Baik yang masih kecil, hingga buah durian yang sudah besar di pohon.
Puan pun kemudian menyicipi 3 tipe durian yang tumbuh di area kebun. Selain durian Bawor, ia mencoba durian black thorn, dan durian Musangking.
Puan menikmati durian bersama warga sekitar yang senang dengan kedatangan cucu Bung Karno itu.
Menurut pencinta durian, buah lokal Banyumas ini lebih unggul dibandingkan durian monthong asal Thailand.
Durian Bawor memiliki daging berwarna kuning kemerahan dengan rasa manis, legit, dan sedikit pahit menempel di lidah.
Durian Bawor juga memiliki tekstur yang creamy.
“Hasil kekayaan alam kita apabila dibudidayakan dengan baik, tidak kalah dengan durian-durian dari luar negeri,” tukas Puan.
Komentari tentang post ini