Salah satunya adalah tentang sejarah tokoh proklamator Indonesia, Presiden pertama RI Bung Karno.
“Selama kita tidak bisa menghargai para pendahulu kita, para pahlawan kita, maka bangsa ini akan seperti bangsa yang lupa kacang akan kulitnya,” tutur Puan.
Dalam pidatonya Puan menjelaskan sejarah Bung Karno yang juga sangat berpihak kepada wong cilik.
“Ajaran agar selalu berpihak kepada wong cilik, kepada wong cilik, kepada wong cilik. Kenapa wong ciliknya saya sebut tiga kali, karena memang kita harus selalu berpihak kepada wong cilik, rakyatnya Indonesia, masyarakatnya Indonesia,” tegas Puan.
Dalam peresmian tersebut, hadir Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah, Anggota Fraksi PDIP DPR RI Sri Rahayu, dan Johan Budi Sapto Pribowo, Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono, serta Wabup Dwi Rianto Jatmiko.
Hadir juga Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jatim Sri Untari Bisowarno, dan Wakil Ketua Bidang (Wakabid) Kehormatan DPD Jatim Budi Sulistyono.
Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono mengatakan, pembuatan Taman Pemuda Soekarno sebagai bentuk pemberian wadah bagi kalangan muda.
Dimana, adanya kawasan itu menjadi ruang silaturahmi, bertukar pikiran generasi muda.
“Kita ingin kohesi sosial pemuda terjalin di Taman Pemuda Soekarno,” jelas Bupati Ony.
Pembangunan tahap pertama baru menyelesaikan patung Bung Karno yang mengarahkan telunjuk jari ke arah Gunung Lawu, berikut taman di bagian depan.
Arah tunjuk jari Bung Karno, jelas Ony, itu memiliki makna filosofis.
“Gunung Lawu sebagai lambang kekuatan, dan memberi manfaat. Kita ingin menunjukkan, bahwa pemuda bisa menjadi pribadi yang kuat dan senantiasa memberikan manfaat seluas-luasnya,” terangnya.
Komentari tentang post ini