Menurut Taprof Ideologi itu, mereka yang duduk di bangku SMA atau Mahasiswa adalah mereka yang berusia 16 tahun sampai dengan 21 tahun.
Ketika tahun emas kemerdekaan, mereka akan menginjak usia 40 – 45 tahun, ketika mereka secara usia sudah siap memimpin negara dan bangsa Indonesia.
Namun mereka tidak akan siap memimpin negara dan bangsa Indonesia, jika pada usia sekarang ini karakter mereka hancur karena perilaku yang salah.
“Fenomena gunung es ini harus dibuktikan bahwa salah. Namun jika ini benar, kita semua harus menyalakan alarm agar menyadari adanya potensi ancaman kehancuran bangsa. Mungkin karena sifat permisif yang terjadi dalam masyarakat, perilaku-perilaku tersebut dianggap sebagai suatu fase perkembangan remaja, misalnya rental pacar, atau cenderung membanggakan budaya asing dibanding budaya sendiri,” terangnya.
“Nah di sinilah urgensinya Bappenas mengadakan riset untuk dapat merencanakan jangka panjang, setidak-tidaknya hingga tahun 2045. Apa yang dibutuhkan remaja saat ini agar mereka dapat memimpin bangsa dan negara pada saatnya?“ jelas Putut Prabantoro lebih lanjut.
Selain itu, masih menurut Putut Prabantoro, kekhawatiran lebih besar yang dirasakan adalah melunturnya nilai-nilai luhur Pancasila.
Menjadi generasi ikut-ikutan dengan perilaku FOMO (Fear Of Missing Out) adalah salah satu penyebab akan hilangnya nilai-nilai luhur Pancasila.
Dengan perilaku FOMO, remaja sekarang tidak dapat menentukan keputusan mana yang baik dan mana yang tidak baik.
Mereka menunjukkan sikap ikut-ikutan karena enggan disebut kuno atau out of date, tidak mengikuti perkembangan jaman atau bukan kekinian.
Kekhawatiran yang lebih mendalam sikap ikut-ikutan berkiblat pada paham asing atau nilai-nilai yang tidak sesuai dengan Pancasila.
Sebagai solusinya, Pancasila harus berwujud, berbentuk dan berketahanan.
Yang bisa mengimplementasikannya adalah remaja masa kini dan ini tidak lepas dari peran pendidikan dan orang tua.
Putut Prabantoro memberikan bukti bahwa Pancasila dengan gotong royongnya merupakan ideologi yang tepat bagi bangsa Indonesia.
Selain karena berbagai upaya pemerintah, cepat bangkitnya Indonesia dari keterpurukan Covid karena gotong royong, di mana masyarakat terkecil yakni desa atau kampung saling membantu bergotong royong untuk meringankan beban kehidupan.
Komentari tentang post ini