“Kondisi blank spot internet itu menyebabkan masyarakat daerah kesulitan mengakses informasi, layanan publik, dan peluang ekonomi,” paparnya.
Dikatakan Andina, saat suasana Covid-19 beberapa tahun yang lalu, kegiatan pendidikan di Kalteng sangat terganggu, karena para siswa kesulitan mencari sinyal untuk mengerjakan tugas dan PR-PR sekolah.
“Sehingga ada yang mengerjakan dan ada tidak bisa, karena sinyal telekomunikasi belum merata,” imbuhnya.
Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, menargetkan pemerataan infrastruktur dan jangkauan sinyal layanan 4G.
Hal ini penting karena jangkauan internet sudah merata namun masih 2G.
“Kemudian, penggelaran infrastruktur dan penyediaan sinyal layanan 4G yang lebih merata bersama penyelenggara seluler di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar alias 3T,” kata Meutya Hafid dalam Rapat Kerja Komdigi dengan Komisi I DPR, Jakarta, Selasa (5/11/2024).
Meutya menargetkan pemerataan ini bakal berlangsung di 65 desa. Ia tidak merinci desa mana yang bakal menjadi sasaran kerja kementerian tersebut.
Komentari tentang post ini