“Proses rekrutmen di BUMN seharusnya tidak nepostisme tapi transparan, adil, dan profesional sesuai dengan prinsip-prinsip GCG, dan harus di ingat protes serikat karyawan Garuda Indonesia janganlah dianggap hal yang biasa saja karena ini bukti bahwa Pemimpin managemen Garuda Indonesia hanya mementingkan kelompok dan kroninya untuk mengamankan kedudukan selama menjabat, Ini Nepotisme!,” ujar Uchok, dengan nada geram.
Indikasi Kepentingan Pribadi?
Fakta bahwa sebelum menjabat sebagai Dirut Garuda Indonesia pada November 2024, Wamildan Tsani Panjaitan pernah menduduki posisi Pelaksana Tugas Direktur Utama PT Lion Air, turut memicu spekulasi adanya konflik kepentingan.
“Rekrutmen ini lebih bernuansa politis dibandingkan dengan kebutuhan perusahaan. Garuda Indonesia sudah memiliki sumber daya manusia (SDM) yang kompeten, loyal, dan berintegritas. Jangan sampai ada kepentingan pribadi pemimpin yang mengorbankan aturan perundang-undangan di bidang ketenagakerjaan,” lanjut Uchok.
Ia juga menegaskan bahwa rekrutmen dan promosi jabatan di BUMN tidak boleh dilakukan berdasarkan hubungan pertemanan semata, tetapi harus didasarkan pada profesionalisme dan kebutuhan perusahaan.