Arsitekturnya adalah Langgam Mataraman karena Ngawi adalah daerah Mataraman di mana atap bangunan yang ada di taman ini dibuat menyerupai gunung yang menjulang tinggi.
Sementara Zona Taman Kota yang merupakan eks komunitas hijau mengambil konsep Taman Pancasila sebagai penunjang zona Taman Pemuda Soekarno.
Terdapat totem totem berupa sila sila Pancasila di zona Taman Kota.
“Zona ini dibuat mengingat pengamalan sila sila pada Pancasila utamanya bagi pemuda akhir akhir ini semakin luntur,” terang Bupati Ony Anwar.
Kemudian untuk Zona Pendopo, bangunan akan dibuat berbentuk joglo yang merupakan transformasi dari bentuk gunung, gambaran dari Gunung Berapi.
Bangunan di zona ini akan dipadu dengan bentuk taman yang merupakan transformasi dari perbukitan dan terasering yang berundak.
Lalu Zona Perkantoran di kompleks terintegrasi itu nantinya banyak mengambil unsur hijau yaitu taman digunakan sebagai penyerap panas dan unsur biru dari air sebagai penyejuk atau penyegar suasana.
Ony menjelaskan, view kantor akan memperlihatkan dominan rumput yang merupakan transformasi dari perbukitan.
“Di Zona Hutan Kota akan ada musala yang arsitektur bangunannya seperti orang sedang bersujud. Atap pelana yang di-rotate ujung sebelah barat memperlihatkan seolah-olah orang sedang sujud salat,” urainya.
Zona Hutan Kota akan kental dengan nuansa air untuk penyegar dan reduksi panas di kawasan taman.
Kompleks kawasan terintegrasi ini diharapkan dapat menjadi ikon baru di Kabupaten Ngawi dan menjadi daya tarik bagi wisatawan.
Komentari tentang post ini