Meski demikian ia tidak mengundang banyak orang untuk merayakan kebahagiaan kecuali yang benar-benar mengenal dekat.
“Tidak ada alsan saya mengundang banyak orang karena saya sudah tidak berkarya di Keuskupan ini. Alasan merayakan di sini karena saya punya dekrit yang diberikan oleh Takhta Suci untuk memberikan indulgensi kepada seluruh umat tanpa batas termasuk umat yang hadir di sini,” katanya.
Menurut Rm Agus, dari semua panggilan hidup, menjadi imam itu adalah orang yang paling bahagia.
Karena seorang imam itu dalam bahasa Bali disebut manusia setengah dewa.
Manusia Allah. Imam, jelas dia, adalah orang yang bisa mentransformasi, yang bisa menghadirkan Allah bukan saja secara simbolis tetapi nyata dalam hidup.
“Imam juga bisa mengampuni dosa-dosa atas nama Kristus. Karena itu ketika seorang imam menyadari hakekatnya ini maka sesungguhnya seorang imam adalah seorang yang paling berbahagia. Karena sungguh-sungguh mengalami itu. Oleh karena itu saya merasa beruntung menjadi seorang imam,” tandas Rm Agus.
Komentari tentang post ini