JAKARTA–Tak hanya PT Asuransi Jiwasraya yang mengalami kerugian sekitar Rp12,6 Triliun, namun PT Asabri diduga juga jebol sekitar Rp4,84 Triliun. Bahkan DPR menilai laporan keuangan PT Asabri yang disampaikan ke publik diduga telah direkayasa.“Laporan keuangan yang disampaikan ke DPR RI ini termasuk abal-abal dan tidak lengkap,” kata anggota Komisi XI DPR Rudi Hartono Bangun saat Rapat Dengar Pendapat Komisi XI DPR RI di Jakarta, Kamis (30/1/2020).
Oleh karena itu, Legislator dari Dapil Sumut II mendesak agar BPK untuk melakukan audit investigatif terhadap Asabri. Sehingga permasalahannya menjadi jelas dan skema penyelesaiannya tidak merugikan prajurit. “Kasihan nasib prajurit kecil yang sudah mengabdi dan mengharapkan hidupnya dari gaji dan pensiun,” ungkapnya.
Politisi Partai Nasdem mengaku kecewa terhadap Direksi Asabri yang ternyata tidak menyertakan laporan keuangan dari tahun 1978 sampai dengan 2009. Tidak jelas berapa premi, beban klaim, hasil investasi, laba rugi sebelum pajak, dan laba rugi setelah pajak. “Apakah uang dan aset yang dari 1978-2009 ini dihilangkan dan tidak ada pertanggungjawaban sama sekali,” tuturnya.