JAKARTA – Bank Indonesia (BI) menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah secara periodik mencermati kondisi perekonomian Indonesia khususnya sebagai dampak penyebaran Covid-19.
Indikator dimaksud adalah nilai tukar dan inflasi.
Berikut penjelasan Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono selengkapnya di Jakarta, Jumat (22/1).
A. Perkembangan Nilai Tukar 18-21 Januari 2021
Pada akhir hari Kamis, 21 Januari 2021
1. Rupiah dibuka pada level (bid) Rp13.980 per dolar AS.
2. Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun naik ke level 6,25%.
3. DXY melemah ke level 90,10.
4. Yield UST (US Treasury) Note 10 tahun naik ke level 1,106%
Pada pagi hari Jumat, 22 Januari 2021
1. Rupiah dibuka pada level (bid) Rp14.010 per dolar AS.
2. Yield SBN 10 tahun turun ke 6,22%.
Aliran Modal Asing (Minggu III Januari 2021)
1. Premi CDS (Credit Default Swaps) Indonesia 5 tahun turun di 71,33 bps per 21 Januari 2021 dari 73,14 bps per 15 Januari 2021.
2. Berdasarkan data transaksi 18-21 Januari 2021, nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto Rp6,49 triliun, dengan beli neto di pasar SBN sebesar Rp5,81 triliun dan beli neto di pasar saham sebesar Rp0,68 triliun.