JAKARTA-Bank Indonesia (BI) menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah secara periodik ditengah penyebaran COVID-19.
Indikator dimaksud adalah nilai tukar dan inflasi.
Data BI menyebutkan, pupiah ditutup menguat di Rp15.350 per Dollar AS
Berikut data perkembangan indikator stabilitas nilai rupiah seperti disampaikan oleh Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Onny Widjanarko di Jakarta, Jumat (24/4).
A. Perkembangan Nilai Tukar 20 -23 April 2020
Pada akhir hari Kamis, 23 April 2020
1. Rupiah ditutup menguat di Rp15.350.
2. Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun turun ke 7,81%.
3. DXY[1] menguat ke level 100,43.
4. Yield UST (US Treasury Note)[2] 10 tahun turun ke level 0,602%.
Pada pagi hari Jumat, 24 April 2020
1. Rupiah dibuka pada level Rp15.400.
2. Yield SBN 10 tahun stabil di 7,80%.
Aliran Modal Asing (Minggu IV April 2020)
1. Premi CDS (Credit Default Swaps)[3] Indonesia 5 tahun naik ke 210,59 bps per 23 April 2020 dari 191,23 bps per 17 April 2020 dipicu oleh kekhawatiran resesi ekonomi global.
2. Berdasarkan data transaksi 20-23 April 2020, nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto Rp0,18 triliun dengan jual neto di pasar saham sebesar Rp1,58 triliun, sementara di pasar SBN beli neto sebesar Rp1,40 triliun.
3. Berdasarkan data setelmen 20-23 April 2020, nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto Rp2,95 triliun dan selama 2020 (ytd), tercatat jual neto Rp159,38 triliun.
Komentari tentang post ini