JAKARTA – Pengamat mata uang Ibrahim Assuabi menyatakan pelemahan nilai tukar (kurs) rupiah dipengaruhi sikap hati-hati investor di tengah kekhawatiran atas kebijakan tarif dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
“Presiden Trump meningkatkan ketegangan perdagangan dengan mengenakan tarif 25 persen pada barang-barang Kanada dan Meksiko, dan meningkatkan pungutan pada produk-produk Tiongkok hingga 20 persen. Namun, ia kemudian melunakkan pendiriannya, dengan menunda tarif selama empat minggu pada sebagian besar barang-barang Meksiko dan Kanada, tetapi tetap teguh pada pendiriannya terhadap Tiongkok,” ujarnya dalam keterangan resmi, kepada ANTARA di Jakarta, Senin (10/3).
Selain itu, Tiongkok juga mengalami deflasi, karena harga konsumen dan produsen menurun.
Indeks harga produsen (PPI) turun sebesar 2,2 persen year on year (yoy), sedikit membaik dari penurunan 2,3 persen pada bulan Januari, tetapi masih meleset dari perkiraan penurunan 2 persen.
Data inflasi month to month China juga turut mengalami kontraksi, masing-masing 0,2 persen dan 0,7 persen yoy.