JAKARTA – Pengamat mata uang sekaligus Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuabi menilai penguatan nilai tukar (kurs) rupiah dipengaruhi harapan pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) semakin tinggi.
Ekspektasi tersebut disebabkan capaian data Producer Price Index (PPI) Amerika Serikat (AS) pada bulan Februari 2025 mengalami penurunan menjadi 0,0 persen atau di bawah estimasi 0,3 persen, sedangkan PPI Inti memburuk jadi 0,1 persen.
“Data ekonomi AS baru-baru ini mengungkapkan angka inflasi yang lebih rendah. Baik indeks harga konsumen (Consumer Price Index)) maupun Indeks Harga Produsen (PPI) menunjukkan tekanan inflasi yang lebih lemah dari yang diharapkan, yang memperkuat ekspektasi potensi pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve akhir tahun ini,” katanya dalam keterangan tertulis kepada ANTARA di Jakarta, Jumat (14/3).
Pada 18-19 Maret, The Fed dijadwalkan melakukan pertemuan untuk membahas kebijakan suku bunga. Konsensus saat ini mengantisipasi suku bunga tak berubah karena inflasi yang terus-menerus dan sengketa perdagangan sedang berlangsung.