JAKARTA – Kepala Divisi Treasury BNI, Nurul Eti Nurbaeti mengatakan nilai tukar rupiah selama perdagangan sepekan melemah dengan closing rate BI berada di level 9709.
Pelemahan rupiah disebabkan tingginya demand dollar Amerika Serikat (AS) menjelang akhir bulan di tengah naiknya permintaan dollar AS secara regular para eksportir untuk keperluan ekspor.
”Rupiah ikut terdepresiasi akibat meningkatnya tekanan dollar AS di pasar global,” ujar Nurul Eti Nurbaeti di Jakarta, Jumat (22/2).
Menurut dia, pelemahan rupiah juga terjadi setelah FOMC Minutes mengkonfirmasikan kemungkinan percepatan penghentian stimulus yang saat ini dijalankan The Fed.
Pertemuan FOMC Federal Reserve kembali membuat investor cemas terhadap kelanjutan upaya pemulihan ekonomi global.
“Adanya perbedaan pendapat antara pihak yang pro stimulus dengan pihak yang meminta stimulus dihentikan menjadi pemicunya. Ketidakpastian ini membuat pelaku pasar khawatir sehingga mereka kembali memburu dollar AS dan melepas mata uang berisiko,” tutur dia.
Komentari tentang post ini