JAKARTA-Nilai tukar selama perdagangan sepekan cenderung menguat karena aktifnya Bank Indonesia (BI) melakukan intervensi di pasar uang.
Intervensi BI ini membuat rupiah sempat menguat hingga mencapai level 9.620 per dollar Amerika Serikat (AS) sebelum ditutup disekitar level 9.645 per dollar AS.
“Jaminan suku bungan The Fed yang rendah merupakan faktor menguatnya rupiah akhir pekan ini. Apalagi, setelah angka pengangguran AS yang dirilis pada Kamis (24/1) malam diprediksi sudah cukup tinggi menjadi 359 ribu dibandingkan pekan sebelumnya di level 335 ribu,” ujar Kepala Divisi Treasury BNI, Nurul Eti Nurbaeti di Jakarta, Jumat (25/1).
Menurut dia, konsistensi BI mengawal rupiah menjadi kata kunci apresiasi rupiah selain karena dana asing terus masuk khususnya di pasar saham domestic.
Berlangsungnya debt switch pekan ini juga menopang rupiah karena menunjukkan masih besarnya minat investor atas obligasi Indonesia.
Dia mengatakan, pelaku pasar lebih fokus pada data-data ekonomi AS yang lemah di mana tingkat pengangguran naik dan sektor manufaktur justru mengalami penurunan.
Komentari tentang post ini