Meski begitu, Mantan Ketua DPW PAN Jawa Barat ini tetap mengingatkan dan pemerintah tidak boleh lengah.
“Resesi global perlu terus kita waspadai sekaligus antisipasi yang tepat terhadap beberapa hal,” ucapnya.
Terkait untuk rupiah sendiri banyak faktor yang bisa mempengaruhi, sambung Legislator dari Dapil Jawa Barat II, bahwa menjelang akhir tahun 2022 dimana demand valas meningkat.
“Tentu, saya rasa BI sudah dan sedang mengantisipasinya,” tegasnya lagi.
Yang tidak kalah penting lagi, kata Najib, pemerintah saat ini perlu menjaga harga-harga komoditas kemudian memastikan daya beli masyarakat tetap terjaga.
“Keterjangkauan masyarakat terhadap harga komoditas menjadi salah satu kunci menjaga inflasi,” imbuhnya.
Ditempat terpisah, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengumumkan BI memutuskan untuk menaikkan BI 7-day Reverse Repo Rate (DRRR) sebesar 50 basis poin atau 0,50 persen menjadi 4,75 persen.
Dengan demikian, suku bunga deposit facility naik 50 bps menjadi 4 persen dan lending facility naik 50 bps menjadi 5,5 persen.
Komentari tentang post ini