JAKARTA-Nilai tukar rupiah pada perdagangan Kamis (30/5) diperkirakan kembali melemah karena tingginya permintaan dollar Amerika Serikat (AS) di pasar domestik serta menguatnya posisi mata uang negara paman Sam ini terhadap indeks mata uang dunia. “Rupiah diperkirakan bergerak dikisaran .9.830-9.900 per dollar AS,” ujar analis valas PT Harvest International Futures, Tonny Mariano di Jakarta, Rabu (29/5).
Menurut dia, tekanan terhadap rupiah masih belum berkurang yang bersumber dari domestic dan eksternal. Dari eksternal kata dia, sentimen global yang cenderung negatif membuat pelemahan rupiah terus terjadi.
Dari ekonomi global, sentimen di pasar uang masih cenderung negatif setelah muncul wacana bahwa Federal Reserve akan mengurangi stimulusnya.
Penguatan nilai tukar dolar AS membuat pemodal asing mengurangi posisi pada instrumen obligasi berdenominasi rupiah. “Pelemahan rupiah juga sedikit banyak terpengaruh oleh neraca pembayaran defisit Indonesia,” kata dia.
Tidak hanya itu, lanjut dia, investor asing juga memangkas kepemilikan sahamnya di pasar modal domestik untk menghindari kerugian dari penurunan kurs. “Menjelang akhir bulan, kebutuhan dollar AS korporat meningkat sehingga membuat nilai tukar dollar AS di dalam negeri melonjak dan melemahkan rupiah,” jelas dia.
Komentari tentang post ini