JAKARTA-Ketua Dewan Pengurus Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan Said Abdullah menegaskan kerja sama politik antara PDIP dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) untuk Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 konkrit dan tidak ada drama.
Hal itu disampaikan saat Said menghadiri Kerja Sama Partai Politik PDI Perjuangan dan PPP di Kantor DPP PDI Perjuangan di Menteng, Jakarta, Minggu (30/4/2023).
Seperti diketahui, dalam beberapa bulan ini, ruang publik dihiasi berbagai pertemuan para elite politik. Apalagi, ketika Ganjar Pranowo resmi ditetapkan sebagai calon presiden (capres) dari PDI Perjuangan oleh Ketua Umum Partai PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
Sejak saat itu, sejumlah partai politik (parpol) kian intens berkomunikasi dengan partai berlambang banteng bermoncong putih tersebut.
Said mengatakan bahwa sejauh ini, terdapat sejumlah parpol yang mendukung keputusan PDI Perjuangan itu, di antaranya Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) dan PPP.
Selain itu, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) juga sempat menyatakan dukungannya kepada Ganjar Pranowo. Namun, belum ada komunikasi resmi di antara keduanya.
Punya arti penting
Said melanjutkan, terdapat beberapa arti penting dari pertemuan PPP dan PDI Perjuangan yang dilaksanakan secara tertutup itu.
Pertama, merupakan momen untuk memperkuat prinsip gotong royong pada Pancasila.
Meski berdasarkan ketentuan perundangan PDI Perjuangan diperbolehkan untuk mencalonkan capres dan calon wakil presiden (cawapres) tanpa perlu bekerja sama dengan parpol lain, hal ini tidak dilakukan.
PDI Perjuangan justru berkomitmen untuk melakukan hal tersebut lewat kerja sama dengan parpol lain yang memiliki landasan visi dan misi serupa.
Kedua, relasi PPP dan PDI Perjuangan semakin teguh.
Said mengatakan, kerja sama politik antara PDI Perjuangan dan PPP sudah terjalin sejak lama. Keduanya juga telah banyak merasakan pahit manis dunia perpolitikan, khususnya tekanan saat Orde Baru.
Pada 1997, banyak simpatisan PDI Perjuangan dan PPP mendeklarasikan poros Mega-Bintang, yakni persatuan kekuatan arus bawah antara PDI Perjuangan dan PPP melawan tekanan orde baru.
“Kami punya jejak sosio-historis yang sangat lama,” ujarnya.
Ketiga, PDI Perjuangan dan PPP kian harmonis di tengah dinamika politik.
“Ketua Umum PPP Hamzah Haz pernah menjadi wakil presiden membantu Megawati saat menjabat sebagai presiden periode 2001-2004. Artinya, komunikasi di antara kedua pucuk pimpinan partai telah terajut lama dan tetap terawat hingga kini. Sejarah membuktikan hubungan keduanya tidak pernah ada jurang pemisah,” tutur Said.
Optimistis berbuah manis
Historis hubungan antara PDI Perjuangan dan PPP yang harmonis dinilai akan berbuah manis pada laga politik 2024 mendatang. Ini mengingat, PPP juga memiliki rekam jejak yang mumpuni dalam mendukung pemerintahan Joko Widodo (Jokowi).
Komentari tentang post ini