JAKARTA-Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, Said Abdullah mengaku yakin pelaksanaan pemilu 2024, yang sebagian besar tahapannya dilakukan pada tahun 2023 akan memberikan insentif pada sektor riil.
Pesta demokrasi lima tahunan rakyat Indonesia ini akan mendorong konsumsi oleh semua kontestan, baik kontestan pilpres, maupun pileg.
“Melihat keseluruhan indikator ekonomi nasional yang menunjukkan angka positif, saya yakin pemilu 2024 menopang pertumbuhan ekonomi,” ujar Said di Jakarta, Senin (22/5),.
Menurut Said, pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun ini bisa mencapai 5,1-5,3 persen.
Sehingga asumsi pertumbuhan ekonomi 2024 sebesar 5,3-5,7 persen cukup realistis, namun harus disertai best effort.
“Saya sendiri memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun 2024 dalam rentang yang diusulkan pemerintah, yakni pada kisaran 5,4-5,5 persen,” tuturnya.
Melihat tren laju inflasi yang turun, politisi senior PDIP ini memperkirakan inflasi pada tahun ini mencapai 4 persenan, dengan mempertimbangkan tingkat konsumsi sektor riil yang naik karena perhelatan pemilu tahun depan.
“Sehingga masuk akal jika perhitungan inflasi pada tahun depan di kisaran 3 persen,” terangnya.
Demikian juga kurs rupiah. Kecenderungan rupiah yang terus perkasa berhadapan dengan USD, serta ketidakpastian sektor keuangan Amerika Serikat, apalagi recovery sektor perbankan tidaklah singkat.
“Maka kita bisa optimis, kurs rupiah pada tahun depan bisa bertahan dalam range 14.600-14.900,” urainya.
Ditengah ekonomi Indonesia yang terjaga baik, Surat Berharga Negara (SBN) sebagai tulang punggung pembiayaan saya perkirakan akan diminati oleh investor dalam dan luar negeri, mengingat cerdit rating Indonesia yang dibuat oleh lembaga pemeringkat seperti Fitch, S&P, Moody’s masuk kategori stable.
“Saya perkirakan SBN 10 tahun pda tahun depan akan menguat dilevel 6,5-6,9 persen, dibanding tahun lalu rata rata diatas 7 persen,” imbuhnya.
Sementara itu, masa booming harga minyak tampaknya telah lewat, tren 1 kuartal di tahun ini harga minyak justru kian melandai, turun di level 75-80 an USD/barel.
Karenanya, usulan pemerintah dengan mengajukan asumsi harga minyak di tahun depan pada level 85 USD/barel sangat realistis.
“Tantangan harus kita hadapi melihat kecenderungan lifting minyak dan gas bumi yang terus turun,” terangnya.
Dia menambahkan target lifting minyak bumi tahun ini sebesar 660 ribu barel per hari, dan lifting gas bumi sebesar 1100 barel setara minyak per hari tampaknya sulit tercapai.
Pada kuartal 1 2023 realisasi lifting minyak bumi mencapai 614 ribu barel per hari.
Meskipun meningkat dibanding periode yang sama di tahun 2022 sebesar 612 ribu barel per hari, namun realisasi pada kuartal 1 2023 ini masih dibawah target. “Oleh sebab itu, target realistis lifting minyak bumi pada tahun depan saya perkirakan dilevel 615 ribu barel per hari,” katanya.
Sedangkan target lifting gas bumi juga masih dibawah target, realisasi pada kuartal 1 2023 baru mencapai 88 persen dari target APBN 2023.
“Karena itu saya mengusulkan target lifting gas bumi dilevel 1000 barel setara minyak bumi pada tahun 2024,” pungkasnya.
Komentari tentang post ini