JAKARTA – Ketua Banggar DPR Said Abdullah menegaskan program ketahanan pangan dan energi sesungguhnya telah dicanangkan sejak lama.
Namun akselerasinya kurang begitu cepat, sehingga masih harus melakukan impor sejumlah bahan pangan pokok rakyat dan energi, yang nilainya sangat besar.
“Alih-alih menyudahi impor pangan, sektor pertanian kita malah terdisrupsi dari sisi lahan dan tenaga kerja., serta adaptasi teknologi yang terlambat,” tegas Saiddalam keterangannya, Kamis (21/5).
Menurut Said, salah satu agenda penting yang kurang maksimal dari program ketahanan adalah program redistribusi lahan.
Karena itu, politisi senior PDI Perjuangan meminta, pemerintah perlu melanjutkan program redistribusi lahan 4,5 juta hektar untuk petani dan perkebunan rakyat.
Selain itu, juga menyiapkan tenaga kerja terampil pedesaan untuk pengelolaan redistribusi lahan, dan dukungan teknologi terapan pada sektor pertanian yang termutakhir untuk mendorong efisiensi produksi.
Nasib yang sama juga terjadi pada program ketahanan energi.