“Apakah rupiah di Rp13.900 per USD ini berdasarkan estimasi yang kuat dari BI atau bagian dari harapan pasar. Kalau dari pasar barat atau katakanlah dari BI ke timur, maka celaka kita. Jika China masih mendevaluasi mata uangnya, maka kita akan jebol, akan porak-poranda postur APBN kita. Asumsi makronya akan porak-poranda,” tukasnya.
Anggota Komisi XI DPR ini mengapresiasi langkah pemerintah dengan merilis Paket Kebijakan Ekonomi Tahap I dan II. Namun, paket deregulasi ini tidak serta merta menyulap ekonomi membaik dalam jangka pendek.
Tetapi untuk jangka panjang, jelasnya paket deregulasi pemerintah ini baru terlihat efektifitasnya.
“Kita perlu waktu 6 bulan baru akan keliatan benefitnya,” ucap politisi PDI Perjuangan asal Jawa Timur ini.
Secara khusus, Said berharap agar paket deregulasi ini mengatur secara ketat soal baja impor. Apalagi, pemerintah tengah gencar membangun infrastruktur yang membutuhkan baja dalam jumlah yang besar.
Menurutnya, tarif impor besi dan baja yang berlaku saat ini sekitar 10%-20% masih terlalu rendah. Hal ini tidak akan mampu menjaga eksistensi industri besi-baja domestic dari gempuran baja impor.
Komentari tentang post ini