Para siswa SMA dan Mahasiswa sekarang, diurai Putut Prabantoro lebih lanjut, harus dibukakan wawasannya tentang ancaman terhadap Indonesia yang berasal dari negara hegemoni yang ingin menguasai kekayaan Indonesia baik air, energi dan juga pangan.
Hal ini mengingat bahwa pada tahun 2050, jumlah penduduk dunia mendekati 10 miliar dan itu artinya dibutuhkan air, energi dan pangan yang cukup.
Negara hegemoni yang langka akan sumber air, energi dan pangan akan memenuhi kebutuhannya dari negara-negara kaya sumber alam seperti Indonesia.
Diingatkan juga, bahwa untuk mengubah wawasan dan cara berpikir anak muda, langkah pertama dan utama yang harus dilakukan adalah para orang tua dan pendidik harus mengubah cara berpikirnya lebih dulu.
Tantangan bangsa Indonesia saat ini adalah bagaimana mendidik kaum muda untuk menjadi para pemimpin yang tepat di jamannya dan ini menjadi tanggung jawa para orang tua jaman sekarang.
Tinggal 22 tahun yang tersisa untuk mendidik agar Indonesia memiliki para pemimpin yang cerdas dan berkarakter.
Putut Prabantoro menegaskan kembali, kedatangan warga baru ke IKN secara langsung atau tidak langsung akan menimbulkan gesekan horisontal.
Gesekan itu dapat berangkat dari pertentangan nilai antara warga pendatang dan putra daerah, mayoritas-minoritas, budaya, adat, agama dan juga kesempatan kerja.
Oleh karenanya oleh Putut Prabantoro menegaskan bahwa umat Katolik Keuskupan Agung Samarinda harus menjadi motor dan pemelihara Persatuan Indonesia.
Komentari tentang post ini