JAKARTA – Koordinator Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI), Petrus Salestinus menilai pengungkapan jumlah dan jenis serta kadar penyakit yang diderita oleh tersangka dugaan korupsi proyek e-KTP, Setya Novanto secara berlebihan memberi kesan seolah-olah penyakit bagi segelintir orang bisa ditimbun untuk digunakan pada suatu waktu tertentu, untuk tujuan tertentu pula termasuk untuk menangkal pelaksanaan tugas KPK dalam perkara korupsi.
“Jika benar sakit dan penyakit yang diderita Setya Novanto, baru diketahui atau ditemukan oleh dokter RS yang merawatnya beberapa saat menjelang waktu pemeriksaan KPK maka Partai Golkar dan Setya Novanto seharusnya berterima kasih kepada KPK,” ujarnya.
Pasalnya, semua penyakit yang bertumpuk dan menimbun dalam tubuh Setya Novanto susul menyusul muncul dan berhasil didiagnosa oleh dokter saat hendak diperiksa sebagai tersangka oleh KPK.
“Dengan demikian sebetulnya dunia kedokteran kita masih mengalami kemunduran karena terhadap sejumlah orang tertentu penyakitnya itu hanya bisa didiagnosa ketika berurusan dengan KPK,” imbuhnya.
Sejauh ini, banyak pihak beramai-ramai mengobral semua jenis dan kadar penyakit yang diderita oleh Setya Novanto ke publik, tanpa memperhatikan rahasia pasien, rahasia jabatan dokter atau yang disebut rahasia medik.
Tetap Terhubung Dengan Kami:
WA Channel
Ikuti Kami
Subscribe
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.













