Oleh: Said Abdullah – Ketua DPP PDI Perjuangan dan Santri dari Sumenep
Santri dan pesantren kerapkali diasosiasikan ndeso, kurang pergaulan, dan berpandangan kolot, bahkan digambarkan memelihara budaya feodal, seperti tayangan konten di televisi beberapa waktu lalu.
Benarkah asosiasi dan penggambaran ini?
Kita memang tidak bisa melarang pihak lain membangun persepsi.
Namun santri dan dunia pesantren saat ini telah berkembang pesat. Banyak sekali pesantren yang telah berakselerasi dengan perkembangan zaman.
Para santri dengan bimbingan kiai telah mampu menumbuhkan jiwa wirausaha.
Secuil contoh, Pesantren Sidogiri di Pasuruan mampu mendirikan jaringan toko ritel di 125 lokasi di Jawa dan Kalimantan.
Konsep ritelnya menyerap produk produk UMKM lokal, sehingga memberdayakan masyarakat sekitarnya.
Di Lirboyo, Kediri para santri mendirikan Lirboyo Bakery, toko roti yang di produksi oleh mereka sendiri, dengan memanfaatkan ceruk pasar dari para santri sendiri, dan masyarakat sekitar Ponpes Lirboyo.
Selain usaha toko roti, para santri juga memiliki usaha pengolahan sampah plastik, dan depo air minum.
Dua contoh diatas hanya sedikit ulasan dari banyaknya kegiatan wirausaha di pesantren.
Bila kita ulas satu per satu, akan sangat banyak sekali gambaran kegiatan usaha yang digawangi oleh para santri di pesantren.
Tetap Terhubung Dengan Kami:
WA Channel
Ikuti Kami
Subscribe
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.














