Selanjutnya, Hatta Rajasa langsung menyampaikan pesan dirinya dalam Rapat Pimpinan KMP. Malam itu juga, lanjut SBY,mereka setuju untuk dukung Perppu.
Hari berikutnya, 1 Oktober 2014, pembicaraan dengan KMP berlanjut.
SBY mengaku ingin ada persetujuan hitam di atas putih untuk dukung Perppu.
Namun, berhubung Ketum Partai Golkar sedang berada di luar negeri, meskipun sudah setuju, SBY menepon langsung agar terjadi kebulatan.
“Sekitar pukul 20.00, saya terima lembar kesepakatan untuk (1) Kebersamaan di DPR & MPR; (2) Dukung Perpu Pilkada Langsung dengan perbaikan,” papar SBY.
Kesepakatan itu ditandatangani semua Ketum dan Sekjen, mulai dari PG, P Gerindra, PAN, PKS, PPP dan juga PD. Khusus PPP hanya Ketum.
Mungkinkah kesepakatan dilanggar? Menurut SBY, politik memang dinamis, tetapi tetap ada etikanya.
“Saya percaya KMP,” tegas SBY seraya menambahkan, apalagi, Perpu itu mewadahi kerisauan KMP terhadap hal-hal negatif dalam Pilkada Langsung,” ulasnya.
Ada juga yang khawatir jika justru PDI Perjuangan yang tolak Perpu itu. SBY meyakini mestinya tidak, karena justru PDI Perjuangan inginkan Pilkada Langsung, bukan Pilkada DPRD.
Komentari tentang post ini