JAKARTA-Pendapatan usaha PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) pada semester I 2023 mencapai US$1,39 miliar, naik 58,84% dari US$878,69 juta pada semester I 2022.
Pendapatan terbesar GIAA pada semester I 2023 dari penerbangan berjadwal penumpang yakni US$1,1 miliar, naik 62,69% dari US$677 juta
semester I 2022.
Kendati pendapatan naik, seperti tergambar dalam laporan keuangan Juni 2023 yang diumumkan, Jumat (4/8), emiten badan usaha milik Negara atau
BUMN transportasi udara beraset US$6,28 miliar per Juni 2023 itu merugi US$76,5 juta pada semester I 2023.
Di periode yang sama 2022, GIAA melaba US$3,76 miliar.
Kerugian GIAA, antara lain disebabkan oleh peningkatan beban operasi sebesar 4,06% jadi US$1,27 miliar pada semester I 2023, dari US$1,21 miliar pada periode sama 2022.
Di sisi lain, kerugian emiten jasa penerbangan milik pemerintah Indonesia itu juga dipicu oleh beban lain-lain sebesar US$237,02 juta pada semester I 2023, dari periode sama sebelumnya pendapatan lain US$4,34 miliar.
Akumulasi peningkatan beban operasi dan beban lain-lain di atas,
mengakibatkan GIAA menderita rugi sebelum pajak sebesar US$109,56
miliar pada semester I 2023.
Komentari tentang post ini