JAKARTA-PT Timah Tbk (TINS) melaba Rp16,26 miliar (Rp2 per saham) pada semester I 2023, anjlok 98,49% jika dibandingkan Rp1,08 triliun (Rp145 per saham) pada periode sama 2022.
Kemerosotan laba Perseroan antara lain disebabkan oleh harga jual rata-rata timah yang turun 35% jadi US$26.828 metrik selama Januari-Juni 2023, dibandingkan US$41.110 metrik ton pada Januari-Juni 2022.
Menurut laporan keuangan per Juni 2023 yang dipublikasikan Jumat (1/9), pendapatan konsolidasi TINS merosot 39,9% menjadi Rp4,56 triliun pada semester I 2023, dari Rp7,47 triliun pada semester I 2022.
Penjualan ekspor TINS turun 43,96% jadi Rp3,77 triliun pada semester I 2023, dibandingkan Rp6,73 triliun pada semester I 2022.
Begitu pula penjualan ke MIND ID Trading Limited merosot 32% dari Rp2,58 triliun pada semester I 2022, menjadi Rp1,75 triliun pada semester I 2023.
Sepanjang semester I 2023, TINS memproduksi bijih dan logam timah masing-masing 7.755 ton dan 8.100 metrik ton dengan penjualan logam timah 8.307 metrik ton.
Penurunan pendapatan disertai berkuranya beban pokok pendapatan TINS sebesar 24,34% dari Rp5,5 triliun pada semester I 2022, menjadi RpRp4,2 triliun pada semester I 2023.
Akan tetapi, laba kotor TINS justru anjlok 79,41% jadi Rp407,15 miliar pada semester I 2023, dari Rp1,97triliun pada semester I 2022.
Setelah dikurangi beban usaha dan beban lain-lain, laba sebelum pajak emiten beraset Rp12,8 triliun per Juni 2023 itu terpuruk 96,97% jadi Rp42,52 miliar pada semester I 2023, dibanding Rp1,4 triliun pada semester I 2022. (ANES)
Komentari tentang post ini