Agus menjelaskan, penurunan pendapatan BRPT secara konsolidasian di paruh pertama 2024 yang sebesar 15,6 persen lebih dipengaruhi oleh volatilitas yang terjadi di industri petrokimia global.
Selain itu, terpengaruh pula oleh penerapan Turnaround Maintenance (TAM) yang sudah terjadwal di kompleks petrokimia Barito Pacific, serta adanya pemeliharaan di salah satu unit operasi panas bumi.
“TAM terjadwal di kompleks petrokimia kami merupakan aktivitas rutin untuk memastikan keandalan fasilitas dan memenuhi ketentuan peraturan yang berlaku. Kontribusi dari Sidrap I yang baru saja diakuisisi membantu mengurangi sebagian penurunan pendapatan, karena pada periode ini berhasil mencapai rekor produksi tertinggi sejak pertama kali beroperasi,” ujar Agus.
Menurut dia, kontribusi dari Sidrap I tersebut menunjukkan nilai strategis yang diperoleh Perseroan dari penerapan strategi diversifikasi portofolio di sektor energi baru terbarukan (EBT).
Upaya mendorong pertumbuhan secara anorganik dilakukan BRPT dengan menerapkan proses akuisisi yang terfokus dan mengedepankan kemitraan strategis, sehingga langkah ini akan memperkuat posisi pasar Barito Pacific dan sekaligus memuluskan proses transisi menjadi pemain regional terkemuka.
Komentari tentang post ini