Kinerja di area top line PALM untuk Semester I-2024 juga tertekan oleh rugi selisih kurs mencapai Rp48,84 miliar, padahal di Semester I-2023 bisa membukukan keuntungan selisih kurs sebesar Rp12,41 miliar. Beruntungnya, perseroan bisa menekan beban usaha di paruh pertama tahun ini sebesar 28,47 persen (y-o-y) menjadi Rp21,13 miliar.
Dengan demikian pada Semester I-2024 kinerja keuangan PALM tercatat mengalami rugi sebelum pajak penghasilan Rp18,51 miliar atau menurun 98,8 persen dibandingkan dengan rugi sebelum pajak penghasilan di Semester I-2023 yang sebesar Rp1,6 triliun.
Akibat adanya beban pajak penghasilan (neto) di Semester I-2024 yang sebesar Rp223,84 juta, maka PALM mencatatkan rugi periode berjalan Rp18,29 miliar atau lebih rendah 98,9 persen dibandingkan dengan rugi periode berjalan selama enam bulan pertama di 2023 yang sebesar Rp1,6 triliun.
Adapun rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk di Semester I-2024 sebesar Rp18,51 miliar atau menurun 98,8 persen dibandingkan rugi bersih di Semester I-2023 yang mencapai Rp1,6 triliun.
Komentari tentang post ini