JAKARTA-Nilai tukar rupiah tampaknya sangat menjadi perhatian bagi Bank Indonesia (BI). Karena itu semua kekuatan dikerahkan untuk menjaga dan sekaligus menyetabilkan rupiah. Apalagi beberapa waktu lalu hampir menyentuh level Rp 9.800 per dollar AS. “Kita akan mengupayakan untuk menjaga kestabilan rupiah tadi dengan berbagai instrumen yang ada,” kata Gubernur BI Hartadi Sarwono di Jakarta, Jumat, 25/1/2013.
Namun demikian, kata Hartadi lagi, instrumen yang dilakukan itupun juga tidak jauh berbeda dengan apa yang selama ini dilakukan selama ini oleh bank sentral. Sebab, bank sentral sudah mengetahui permasalahan jangka pendek dari persediaan stok dollar AS di pasar.
Meski rupiah sempat melemah, sambung Hartadi, namun neraca pembayaran (balance of payment) Indonesia saat ini masih surplus. Sebab, neraca perdagangan Indonesia yang defisit masih bisa ditutup dengan neraca modal (capital account). “Karena itu, cadangan devisa kita meningkat. Artinya, neraca pembayaran kita masih surplus,” tambahnya.
Komentari tentang post ini