JAKARTA-Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan, neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus US$3,42 miliar pada September 2023.
Surplus ini berasal dari sektor nonmigas US$5,34 miliar, sedangkan di sektor migas mengalami defisit US$1,92 miliar.
Nilai ekspor Indonesia pada September 2023 mencapai US$20,76 miliar, sementara impor sebesar US$17,34 miliar.
Menurut siaran pers BPS di Jakarta, Senin (16/10), ekspor nonmigas Indonesia pada September 2023 mencapai US$19,35 miliar, turun 6,41% dari bulan Agustus 2023, dan turun 17,66% jika dibandingkan dengan nilai ekspor nonmigas September 2022.
Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia pada Januari-September 2023 mencapai US$192,27 miliar, turun 12,34% jika dibandingkan periode sama 2022.
Demikian juga ekspor nonmigas turun 12,89% menjadi US$180,48 miliar selama Januari-September 2023.
Penurunan terbesar ekspor nonmigas pada September 2023 dibandingkan Agustus 2023 terjadi pada komoditas lemak dan minyak hewani/nabati sebesar US$601,1 juta (20,54%).
Sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada besi dan baja sebesar US$78,6 juta (3,51%).
Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari-September 2023 turun 10,86% dibanding periode sama 2022, demikian juga ekspor hasil pertanian, kehutanan dan perikanan turun 9,03% serta eskpor hasil tambang dan lainnya tergerus 19,83%.
Komentari tentang post ini