Padahal sudah membabat 600 hektar hutan di sana untuk ditanami singkong dengan target 30.000 hektar yang setara luas setengah DKI Jakarta.
Inilah yang pernah disebut sebagai kejahatan lingkungan oleh Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto karena telah membabat hutan tapi program food estatenya gagal di sana.
Masalah lain juga adalah dugaan korupsi dalam pelaksanaan food estate itu karena keterlibatan perusahaan yang diisi oleh elit-elit Gerindra.
Perusahaan itu bernama PT Agrinas, singkatan dari Agro Industri Nasional.
Menurut liputan Tempo, 9 Oktober 2021, Agrinas ini di bawah Yayasan Pengembangan Potensi Sumber Daya Pertahanan (YPPSDP).
Yayasan ini pernah populer disebut pengamat militer Conny Bakrie yang mengungkap rencana belanja alutsista sebesar 1.760 triliun melalui perusahaan PT Teknologi Militer Indonesia (TMI).
PT Agrinas sendiri pernah disebut-disebut menerima izin ekspor benih lobster.
Soal izin ekspor benih lobster itu kemudian ada kasus korupsinya yang menjerat menteri kelautan dan perikanan waktu itu dari Gerindra, Edhy Prabowo yang ditangkap KPK.
Dari laporan Tempo pula, Agrinas sudah membuat proposal tawaran investasi ke Korea Selatan dengan nilai 4,17 Triliun.
Tentu saja nama Jokowi dibawa-bawa di situ.
Anggaran food estate tahun 2021-2022 seperti yang diberitakan sebesar Rp 1,595 triliun.
Sejak tahun lalu, food estate ini menjadi bahan kritik di Komisi IV DPR RI.
Terima kasih Cak Imin yang sudah berani membongkar kegagalan eksekusi program food estate, meskipun yang kena Prabowo dan teman koalisi sendiri dari Partai Nasdem.
Penulis adalah Ketua Umum Ganjarian Spartan di Jakarta
Komentari tentang post ini