“Nah, dimana saja penyebaran serapan tenaga kerjanya, apakah hanya di Batam saja?,” terangnya lagi.
Namun demikian, Rudi mengapresiasi langkah-langkah BP Batam yang telah menyelesaikan persoalan investasi di Kawasan Rempang yang sempat bermasalah.
“Ya, kita apresiasi telah merelokasi warga yang terdampak pengembangan Rempang Eco-City. Artinya warga diperhatikan alias ‘dimanusiakan’ oleh BP Batam, dengan menyediakan perumahan,” paparnya.
Ditempat yang sama, Kepala BP Batam Muhammad Rudi menerangkan bahwa BP Batam akan memberi jawaban tertulis kepada DPR.
Namun demikian Rudi menjelaskan sedikit bahwa, BP Batam saat ini terus menggenjot pembangunan rumah relokasi bagi 961 kartu keluarga (KK) yang terdampak.
Bahka berjanji setidaknya setengah dari ratusan rumah itu rampung dibangun pada 2024.
“Tahun ini kita usahakan bisa setengahnya. Kita usahakan (setengah dari 961 rumah itu),” ujarnya.
Lebih jauh Rudi mengatakan pemilik modal pasti mau memperoleh untung dengan menaruh investasi di kawasan tersebut.
Komentari tentang post ini