JAKARTA-Sikap Partai Demokrat membebaskan kader dan simpatisannya menentukan pilihan dalam Pilpres 2019 merupakan pilihan sikap politik yang “minus malum” demi menyelamatkan posisi Partai Demokrat dari kegagalan mencapai Parliamentary Threshold 4% dari suara sah nasional. Sisi lain, keputusan partai pimpinan SBY yang membolehkan kadernya mendukung dan memilih Paslon Jokowi-Ma’ruf Amin sekaligus merupakan lonceng kematian bagi Paslon Prabowo Subianto-Sandiaga.
“Sikap ini terkesan seolah-olah Partai Demokrat menempatkan hak pilih warga di atas segala kepentingan politik praktis Partai Demokrat. Namun publik sangat paham bahwa sikap politik Partai Demokrat yang demikian adalah sikap oportunis, karena realitas mayoritas kader dan simpatisan bahkan struktural Partai Demokrat telah seara terbuka menyatakan dukungannya kepada Paslon Capres-Cawapres Jokowi-Ma’ruf Amin,” ujar Koordinator Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI), Petrus Salestinus di Jakarta, Selasa (11/9).
Menurutnya, Partai Demokrat telah melihat betapa arus besar arah dukungan masyarakat dalam Pilpres 2019 adalah kepada Paslon Jokowi – Ma’ruf Amin. Sehingga meskipun secara yuridis Partai Demokrat terikat dalam Perjanjian Koalisi Partai Politik Pengusung Pasangan Calon Presiden-Wakil Presiden Prabowo – Sandiaga, namun Partai Demokrat harus realistis memberi restu atas dukungan kader-kadernya kepada Paslon Jokowi-Ma’ruf Amin di tengah sikap ragu-ragu yang menjadi ciri khasnya selama ini.
“Partai Demokrat seolah-olah sedang diajarkan bagaimana seharusnya bersikap konsisten, dan pelajaran itu diperoleh melalui pilihan sikap politik yang dipopulerkan oleh para kader, simpatisan dan struktural Partai Demokrat di tingkat bawah yang sejak awal secara konsisten dan terbuka mendukung Paslon Capres-Cawapres Jokowi-Ma’ruf Amin,” imbuhnya.
Komentari tentang post ini