“Kalau masyarakat itu dilibatkan itu tentu semua juga akan support kemudian yang kedua ini juga penyerapan tenaga kerja yang luar biasa apalagi kalau tenaga kerja dari masyarakat sekeliling dan pemanfaatannya juga luar biasa baik,” kata Atikoh.
Sesuai dengan jargon Sat-set, Tas-tes, ia menyebut Ganjar-Mahfud siap membantu calon pengusaha sosiopreneurship untuk mengembangkan bisnisnya, demi membuka lapangan kerja yang lebih luas.
“Perizinannnya harua dipermudah harus didampingi jangan dipersulit salah satunya, karena dalam usaha-usaha seperti ini pemerintah harus hadir jadi bukan dipersulit perizinannya tapi mendampingi apa yang perlu hadir pemerintah di sisi mana,” pungkasnya.
Dalam kesempatan yang sama, pendiri Kampung Coklat, Kholid Mustofa yakin dengan komitmen Ganjar-Mahfud untuk mengembangkan bisnis berbasis sosiopreneurship menjamur di Indonesia.
“Saya sangat yakin sekali, karena ya beliau juga orang bawah tentu respons sekali dengan keadaan kekurangan tenaga kerja, kekurangan lapangan kerja dan komoditi apapun mulai hulu sampai hilir, terus kemudian apalagi dibarengi dengan edukasinya itu akan menyerap tenaga kerja yang banyak,” kata Kholid.
Kedatangan Atikoh ke Kampung Coklat, bagi Kholid menjadi vitamin yang akan menambah semangat para pekerja dan petani coklat yang ada di sana.
“Pasar kita ngga hanya pasar lokal. Kita udah mulai banyak yang dari luar negeri terutama Malaysia yang sering datang ke sini. Tentu wisata yang seperti ini sangat diharapkan,” tukas Kholid.