Oleh: Mohamad Guntur Romli
Setelah skandal Jiwasraya masuk ke pengadilan, semua mata kini mengarah ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
OJK adalah lembaga pengawas independen. Kalau lembaga ini bekerja dengan baik, maka tidak akan ada pasien-pasien Jiwasraya ‘dirawat’ di Kejagung.
Padahal gaji pegawai di OJK fantastis.
Apalagi komisionernya, gaji sahnya sudah ratusan juta sebulan. Katanya sampai 300 juta sebulan. Wow!
Sebenarnya tak masalah digaji mahal, asal kinerjanya juga bernilai mahal.
Apalagi OJK mengawasi sektor berputarnya duit, kalau digaji kecil khawatir jatuh pada godaan duit yang terkutuk.
OJK digaji pakai duit rakyat, bukan cuma para nasabah yang menitipkan duitnya di industri keuangan, tapi semuanya ikut urunan.
Karena ibarat tubuh, satu saja sektornya sakit, maka semuanya akan kena imbasnya. Ini yang disebut berdampak sistemik.
Oleh karena itu, mengawasi tujuannya mencegah dari penyimpangan, agar tidak sakit dan krisis.
“Al-Wiqayah khairun minal ilaj” (mencegah lebih baik daripada mengobati) kata orang-orang Arab.
Komentari tentang post ini