Bahkan, lanjut Bhadaiwi, infrastruktur yang telah terbangun juga akan membuka peluang usaha baru bagi SOLA, karena kemudahan akses bisa meningkatkan nilai properti dan peluang bisnis lainnya di wilayah tersebut.
Sejauh ini produk yang dihasilkan Perseroan berupa produk spesifik yang memiliki beragam varian aspal, sehingga cakupan pangsa pasar SOLA terbilang lebih luas.
Bhadaiwi menyebutkan, SOLA memiliki jajaran produk dengan brand Xolabit yang terdiri dari jenis aspal emulsi, aspal polimer dan aspal karet, serta coldmix, waterproofing, bitumen protective hingga bitumen membrane.
Sementara itu, layanan jasa yang ditawarkan Perseroan berupa konstruksi jalan dan pemasangan panel surya.
Saat pelaksanaan paparan kepada publik, Bhadaiwi menyampaikan bahwa saat ini energi surya menjadi salah satu sumber energi alternatif yang bisa mengatasi dampak krisis energi, karena jumlahnya yang tidak terbatas dan pemanfaatannya pun tidak merusak lingkungan.
Berdasarkan data Kementerian ESDM, potensi energi matahari di Indonesia mencapai 4,8 KWh/m2 atau setara 112.000 GWp, namun pemanfaatannya hanya sebesar 10 MWp.
Komentari tentang post ini