Sejauh ini produk yang dihasilkan Perseroan berupa produk spesifik yang memiliki beragam varian aspal, sehingga cakupan pangsa pasar SOLA terbilang lebih luas.
Bhadaiwi menyebutkan, SOLA memiliki jajaran produk dengan brand Xolabit yang terdiri dari jenis aspal emulsi, aspal polimer dan aspal karet, serta coldmix, waterproofing, bitumen protective hingga bitumen membrane.
Sementara itu, layanan jasa yang ditawarkan Perseroan berupa konstruksi jalan dan pemasangan panel surya.
Saat pelaksanaan paparan kepada publik, Bhadaiwi menyampaikan bahwa saat ini energi surya menjadi salah satu sumber energi alternatif yang bisa mengatasi dampak krisis energi, karena jumlahnya yang tidak terbatas dan pemanfaatannya pun tidak merusak lingkungan.
Berdasarkan data Kementerian ESDM, potensi energi matahari di Indonesia mencapai 4,8 KWh/m2 atau setara 112.000 GWp, namun pemanfaatannya hanya sebesar 10 MWp.
Pemerintah menargetkan kapasitas PLTS terpasang hingga tahun 2025 sebesar 0,87 GW atau setara 50 MWp per tahun.
Bhadaiwi menegaskan, perseroan bertekad mengembangkan bisnis secara ekspansif di bidang jasa konstruksi energi baru terbarukan (EBT), seiring dengan tren peningkatan permintaan energi ramah lingkungan.